Pada tahap awal konflik terbaru, laporan menunjukkan bahwa populasi Gaza telah menyusut sekitar 6 persen. Angka ini memicu kekhawatiran serius tentang masa depan penduduk di wilayah yang padat penduduk ini.
Penurunan populasi sebesar 6 persen dalam waktu singkat menyoroti intensitas dan dampak mematikan dari konflik tersebut. Sebagian besar penurunan ini diyakini disebabkan oleh korban jiwa akibat serangan udara, penembakan, dan pertempuran darat. Ditambah faktor-faktor lain seperti blokade Israel untuk makanan, air, dan layanan medis juga berkontribusi pada krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung.
Jika diasumsikan tingkat penurunan populasi 6 persen per tahap konflik, pertanyaan yang muncul adalah: Apakah penduduk Gaza akan tersisa jika konflik berlanjut hingga 17 tahap? Secara matematis, jika setiap tahap konflik mengurangi populasi sebesar 6 persen, setelah 17 tahap, Israel dengan dukungan AS dkk akan sukses menghabisi populasi secara signifikan.
Namun, menurut AI, perhitungan ini tidak memperhitungkan faktor-faktor kompleks yang dapat mempengaruhi hasil akhir.
Salah satu faktor penting yang perlu dipertimbangkan adalah tingkat kelahiran. Meskipun konflik dapat menyebabkan penurunan angka kelahiran, populasi Gaza secara historis memiliki tingkat kelahiran yang tinggi. Jika tingkat kelahiran tetap tinggi, itu dapat membantu mengimbangi sebagian dari penurunan populasi akibat konflik, sehingga kemungkinan untuk mencapai tujuannya, Tel Aviv akan membutuhkan beberapa tahap pembantaian berikutnya.
Namun, faktor yang paling menentukan adalah intensitas dan durasi genosida di masa depan. Jika setiap tahap pembantaian sama mematikannya dengan yang pertama, maka penurunan populasi akan terus berlanjut.
Walau begitu, penting untuk dicatat bahwa perhitungan matematis saja tidak dapat memprediksi masa depan dengan pasti.
Ambisi genosida Israel dan pendukung akan tercatat dalam sejarah meski watga Gaza sudah lenyap dan dihabiskan. Tel Aviv juga harus meneruskan di Tepi Barat dan di wilayah Palestina 48 yanh didudukinya.
Masyarakat internasional memiliki tanggung jawab untuk menghentikan geosida ini meski mendapat dukungan penuh dari AS dan Eropa.
